Posted by: Iwan | June 5, 2012

Beriman kepada Qadha dan Qadar

بـــــسم الله الرّ حـــــمن الرّحـــــيم

Ketika seseorang mendeklarasikan diri sebagai seorang Muslim, wajib baginya masuk Islam secara kâffah (utuh).

Allah berfirman dalam QS Al-Baqarah 208-209: “Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam secara keseluruhannya, dan janganlah kamu turut langkah-langkah syetan. Sesungguhnya syetan itu musuh yang nyata bagimu.”

Memasuki agama Islam secara utuh berarti melaksanakan dengan ikhlas rukun Islam dan rukun Iman, termasuk diantaranya beriman kepada qadha dan qadar (ketentuan dan takdir).

Diriwayatkan bahwa suatu hari Rasulullah saw didatangi oleh seorang lelaki yang berpakaian serba putih dan berambut hitam. Lelaki itu bertanya tentang Islam, Iman, dan Ikhsan. Tentang keimanan, Rasulullah saw menjawab, “Hendaklah engkau beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya, hari kiamat, serta beriman kepada qadar (takdir) yang baik ataupun yang buruk. Lelaki tersebut berkata, “Tuan benar.”

Tak lain, lelaki itu adalah Malaikat Jibril as yang sengaja datang untuk memberikan pelajaran agama kepada umat Nabi Muhammad saw.

Dalam riwayat lain, Rasulullah saw bersabda, “Sesungguhnya setiap diri manusia dikumpulkan penciptaannya di perut ibunya sebagai setetes mani selama 40 hari, kemudian menjadi setetes darah selama 40 hari, dan menjadi segumpal daging selama 40 hari. Lalu, diutus kepadanya malaikat untuk meniupkan ruh pada segumpal daging itu, dan malaikat itu diperintahkan untuk menuliskan empat perkara, yaitu: rizki, ajal, amal, serta celaka atau bahagia. Demi Allah yang tidak ada Tuhan selainNya, sesungguhnya di antara kalian ada yang melakukan perbuatan ahli surga seperti yang tampak pada banyak orang, padahal sebenarnya ia ahli neraka. Dan sesungguhnya diantara kalian ada yang melakukan perbuatan ahli neraka seperti yang tampak pada banyak orang, padahal ia termasuk ahli surga.”

Maka, umat Muslim senantiasa harus yakin dengan sepenuh hati bahwa segala sesuatu yang terjadi pada diri kita, baik yang menyenangkan maupun yang tidak menyenangkan adalah atas kehendak Allah.

Diriwayatkan oleh Abu Hurairah ra yang ikut dalam peristiwa perang Hunain, tiba-tiba Rasulullah saw bersabda tentang seorang lelaki muslim yang ikut berjuang di peperangan tersebut, “Orang itu termasuk ahli neraka!”

Di saat pertempuran berlangsung dengan hebatnya, lelaki muslim tersebut bertempur dan berjuang dengan gagah perkasa tanpa sedikitpun rasa takut. Walaupun tubuhnya terluka, ia terus menerjang barisan musuh tanpa gentar.

Melihat ketangguhan lelaki muslim tersebut, seorang sahabat datang kepada Rasulullah saw dan berkata, “Wahai Rasulullah, lelaki muslim yang engkau katakan sebagai ahli neraka telah berjuang fisabilillah dengan gagah perkasa hingga ia terluka parah.”

Rasulullah saw bersabda, “Ia akan masuk neraka.”

Mendengar jawaban Rasulullah saw, para sahabat mulai merasa ragu dengan pernyataan tersebut.

Ketika perang usai, lelaki muslim itu mengalami luka yang sangat parah disekujur tubuhnya. Akibat tak kuasa menahan rasa sakitnya dan tidak mampu pasrah dan bersabar, ia menancapkan ujung pedang didadanya, kemudian menjatuhkan diri sehingga ia mati seketika.

Melihat kejadian tersebut, para sahabat mendatangi Rasulullah saw dan berkata, “Wahai Rasulullah, sungguh benar apa yang Engkau katakan. Lelaki itu bunuh diri karena tak kuasa menahan rasa sakitnya.”

Rasulullah saw memanggil Bilal dan bersabda, “Wahai Bilal, bangkitlah dan umumkan bahwa tidak akan masuk surga kecuali jiwa yang pasrah dan yang benar-benar beriman. Dan sesungguhnya ada kalanya Allah mengukuhkan agama (Islam) ini dengan seorang lelaki yang faajir.”

(Faajir adalah kebalikan dari taqwa, dimaknakan sebagai kefasikan atau ditafsirkan sebagai kekafiran yang akan kekal di neraka).

Diriwayatkan dari Abu Hurairah ra bahwa Rasulullah saw bersabda, “Barang siapa yang bunuh diri dengan benda tajam, maka benda tajam itu akan dipegangnya untuk menikam perutnya di neraka jahanam. Hal itu akan berlangsung terus selamanya. Barang siapa yang minum racun sampai mati, maka ia akan meminumnya pelan-pelan di neraka jahanam selama-lamanya. Barang siapa yang menjatuhkan diri dari gunung untuk bunuh diri, maka ia akan jatuh di neraka jahanam selama-lamanya.”

Rasulullah saw bersabda, “Tidak ada satu pun makhluk yang bernyawa, melainkan Allah telah menetapkan tempatnya di surga atau neraka, melainkan telah ditetapkan baginya celaka atau bahagia.”

Empat perkara telah ditetapkan sebelum manusia lahir ke dunia, namun bahagia atau celaka akan tergantung pada amal dan perbuatan manusia. Amal dan perbuatan dapat menjadi sebab bahagia dunia-akhirat, namun dapat pula menjadi sebab celaka.

Sebanyak apapun amal kebajikan yang telah dilakukan, hendaknya manusia tidak merasa bangga atau sombong, karena manusia tidak akan tahu dengan amal apa (baik atau buruk) dia mengakhiri hidupnya. Demikian pula sebaliknya, sebanyak apapun kejahatan yang telah dilakukan, hendaknya manusia tidak boleh putus harapan atas rahmat dan ampunan Allah.

Bersabda Rasulullah saw, “Tidak ada yang dapat menolak taqdir Allah ta’aala selain do’a. Dan Tidak ada yang dapat menambah umur seseorang selain amal yang baik.”

“Ya Allah, ampunilah dosaku yang terdahulu dan dosa kemudian yang belum dilakukan, dosa yang kulakukan secara sulit tersembunyi dan dosa yang kulakukan secara terbuka, sebanyak mana yang Engkau ketahui. Sesungguhnya atas Engkau Yang Berkuasa penuh atas segala sesuatu.”

Wallahu a’lam bish-shawabi

 


Leave a comment

Categories